Daur
Ulang Sampah
Limbah
sampah organik, merupakan suatu gelajala yang dapat menimbulkan karusakan
lingkungan atau biasanya disebut sebagai Polutan(Pencemaran). Indah (2012)
“Polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatakan pencemaran terhadap lingkungan,
baik pencemaran udara, tanah, air dan sebagainya.” Polutan terjadi Karena
banyak pencemaran limbah sampah yang tidak didaur ulang.
Menurut
pengertian, sampah adalah Ecolink dalam Dedy (1996). "Sampah adalah suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis." Adapun jenis-jenis sampah
adalah menurut komposisi/asalnya yaitu sampah organic dan sampah nonorganic,
sedangkan menurut sifatnya yaitu sampah basah, sampah kering, sampah lembut,
sampah besar dan sampah berbahaya/beracun.
Penyebab penumpukan sampah
dikarenakan volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung
TPA sehingga melebihi kapasitasnya, lahan TPA semakin menyempit akibat tergusur
untuk penggunaan lain, jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu
untuk mengangkut sampah kurang efektif, fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan
tidak mampu mengangkut seluruh sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi
tumpukan sampah, teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat
membusuk, sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera di
keluarkan dari tempat penampungan sehingga semakin menggunung, tidak semua
lingkungan memiliki lokasi penampungan sampah(Masyarakat sering membuang sampah
di sembarangan tempat sebagai jalan pintas), kurangnya sosialisasi dan dukungan
pemerintah mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah serta produknya, minimnya
edukasi dan manajemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah secara tepat,
manajemen sampah tidak efektif. hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman,
terutama bagi masyarakat sekitar.
Penumpukan
sampah dapat menimbulkan beberapa dampak negatif seperti, gangguan kesehatan, menurunnya
kualitas lingkungan, menurunnya estetika lingkungan, terhambatnya pembangunan
Negara dan lain-lain.
Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang
tidak berarti dan tidak berharga, namun kita tidak mengetahui bahwa limbah juga
bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan
benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang. Mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak
berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit. Padahal
dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi
benda yang bernilai tinggi secara ekonomis, seni dan edukasi. Menurut Ecolink
dalam Icha (1996) “Pada dasarnya limbah merupakan bahan yang terbuang
atau dibuang dari hasil aktivitas manusia atau proses alam yang belum memiliki
nilai ekonomis”. Padahal limbah rumah tangga seperti gelas plastik
kemasan, kardus bekas, biji-bijian, piring bekas, kertas bekas
hajatan, Ranting kering, Benang limbah industri kerajinan tenun ikat,
aneka plastik, kain perca tenun ikat, keton benang dan cangkang
telor, bisa dijadikan sebagai suatu kesenian, kerajinan, atau mainan anak-anak
yang dapat menghasilkan uang.
Daur ulang adalah penggunaan kembali material/barang
yang sudah tidak terpakai untuk menjadi produk lain. Langkah-Langkah daur
ulang,
a. Pemisahan; pisahkan
barang/material yang dapat didaur ulang dengan sampah yang harus dibuang ke
penimbunan sampah. Pastikan barang/material tersebut kosong dan akan lebih baik
jika dalam keadaan bersih.
b. Penyimpanan; simpanlah
barang/material kering yang sudah dipisahkan tadi dimasukkan ke dalam
boks/kotak tertutup tergantung jenis barangnya, misalnya boks untuk kertas
bekas, botol bekas, dll.
c. Pengiriman/penjualan; barang/material
yang terkumpul dijual ke pabrik, yang membutuhkan material tersebut sebagai
bahan baku atau dijual ke pemulung.
Material
daur ulang, kertas: semua kertas dapat di daur ulang, misalnya kertas, Koran, buku,
telepon bekas, kardus dll. Gelas: botol kecap, botol sirup, gelas/piring pecah
dapat di gunakan lagi untuk membuat botol/gelas/piring baru. Aluminium: kaleng
bekas minuman ringan, sarden, corned, panic bekas, dapat di manfaatkan kembali
sebagai kaleng pengemas. Baja: baja bekas konstruksi bangunan akan berguna
sebagai bahan baku pembuatan baja.P lastik bekas seperti kantong plastic
dipisahkan dengan plastik bekas botol aqua. Plastik sebaiknya digunakan semaksimal
mungkin karena tidak dapat di uraikan oleh alam. Barang barang rumah tangga: material
tidak terpakai seperti baju bekas, kursi rusak, mainan anak anak dll. Sebaiknya
di berikan kepada orang yang dapat memperbaikinya dan membutuhkan. Hal ini
dapat mengurangi timbunan sampah.
Penimbunan
sampah dapat dicegah dengan cara mendaur ulang sampah itu kembali. Metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang
yang rusak, bagi produsen perlu mendesai produk supaya bisa diisi ulang atau
bias digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang
sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk
fungsi yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar