K-pop Menjadi !
Dengan tak sadar atau tak
menyadari, nilai-nilai budaya lokal kian luntur, bahkan menghilang dimasyarakat
akibat digerusnya budaya asing yang masuk. Banjir warga negara Indonesia,
terutama para muda-mudi menjadi penggemar setia budaya asing, salah satunya budaya
K-pop. Hampir semua generasi muda diseluruh penjuru kota, bahkan desa
mendominasi jumlah tertinggi akan kegemaran terhadap budaya K-pop, dibanding
dengan budaya sendiri.
Fenomena ini, mungkin bisa
dianggap wajar. Sebab, melalui teknologi informasi serta komunikasi, yang
mengemas pesan-pesan budaya dengan sedemikian menarik, sehingga dengan mudah
diserap para generasi muda saat ini. Namun, hal tersebut sangat disayangkan,
mengapa? Karena budaya yang disampaikan bukanlah budaya kita, bukan budaya
Indonesia, melainkan budaya asing yang tak mengandung banyak pesan moral
ataupun pendidikan untuk generasi muda negeri ini. Pengaruh budaya asing
(K-pop) ini sangat berpengaruh besar terhadap budaya di Indonesia. Budaya ini,
dapat membuat perubahan yang signifikan mulai dari pola pikir, perilaku, serta
pola hidup dimasyarakat.
K-pop merupakan
kepanjangan dari “Korean Pop” (musik pop korea) adalah jenis musik
populer yang berasal dari Korea Selatan. Secara khusus budaya populer Korea
juga dikenal dengan “hallyu” yang merujuk pada potret budaya pop oleh
media Korea seiring dengan nasionalisme komersial yang termasuk dalam budaya
regional. Dengan kata lain, budaya hallyu merupakan gelombang produk
budaya pop Korea yang mampu merajai pasar hiburan Korea dan negara di luar
Korea.
Budaya K-pop dengan sangat
cepat, menembus batas negara dan masuk bercampur dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Kebudayaan ini masuk melalui musik-musik pop Korea yang menawarkan jenis
musik baru dan juga seni-seni yang lain . Musik korea ini, berani mengubah
jenis musik dalam debut tanpa proses yang rumit. Musik-musik yang diciptakan
cenderiung memberikan semangat pada siapapun yang mendengarnya.
Tidak semua budaya
K-pop memberikan rasa manis bagi bangsa
Indonesia. Rasa pahit pun secara sadar kita rasakan salah satunya, membuat
masyarakat semakin acuh tak acuh terhadap budaya Indonesia, masyarakat menjadi
lebih menyukai budaya Korea ketimbang budaya Indonesia yang cenderung monoton.
Untuk seorang penggemar
K-pop yang biasanya terlalu fanatik, sehingga melupakan kewajibannya, misalnya
seorang pelajar yang rela bolos sekolah demi melihat artis Korea yang datang
berkunjung ke Indonesia. Menjadikan para penggemar meniru gaya hidup budaya
korea yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Tidak sedikit pula, budaya
Korea yang tidak mengandung nilai ilmiah atau yang dapat menaikkan nilai
akademik generasi muda bangsa Indonesia.
Kesadaran masyarakat akan
budaya lokal, kini berada di titik paling rendah. Maka dari itu, para generasi
muda secepatnya harus segera menyadari dan keluar dari kondisi dijajahnya
budaya K-pop. Meskipun tidak sepenuhnya keluar dari budaya asing tersebut,
sebainya para masyarakat lebih selektif , mewaspadai akan dampak buruknya dan
mengantisipasi dalam menerima budaya asing baru yang masuk. Mengantisipasi
budaya asing dengan cara, menumbuhkan rasa nasionalisme yang tangguh,
menggamalkan dan menanamkan nilai-nilai pancasila, mengenali serta memelihara
budaya lokal, dan leih mempromosikan kebudayaan Indonesia, agar masyarakat
tertarik dan ikut melestarikan serta memelihara budaya tersebut.
Budaya bangsa adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Menyadari hal tersebut, ada baiknya kita
sebagai generasi muda mulai berpikir apa saja yang telah kita lakukan untuk
memajukan budaya bangsa Indonesia ini. Budaya juga merupakan salah satu jati
diri bangsa, akan tetapi budaya dinamis yang dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman yang terjadi.Bila suatu budaya asing masuk ke Indonesia,
seharusnya earga indonesia tidak hanya sekedar menerima dan menikmatinya,
melainkan menyaring atau menyeleksinya terlebih dahulu .
Fenomena gandrung K-pop dapat
menjadi titik tolak untuk generasi muda agar berfikir dan bersama-sama menyusun
sebuah strategi kebudayaan untuk menangkal banjir pengaruh dari budaya asing.